KOMUNIKASI MISI (VI)
Cerita awal telah membawa kita pada inti dan kejelasan dari kisah ini. Semakin banyak kisah berupa tulisan membuatku semakin ingin menulis dan menelusurinya lebih dalam lagi. Kuambil lagi buku itu, kubaca lalu kurenungkan dalam hati, secara perlahan-lahan, aku semakin mengerti maksudnya.
Inilah restu berdirinya Ordo Dominikan ini diperoleh ketika Dominikus bersama Uskup Fulk mengikuti Konsili Lateran IV di Roma pada tahun 1215. Sri Paus Innosensius III (1198-1216) berjanji meneguhkan ordo itu apabila Dominikus sudah memiliki suatu aturan hidup membiara yang terbukti ampuh dan sebuah gereja sebagai tempat Misa Kudus dan upacara lainnya.
Kedua tuntutan Paus ini akhirnya terpenuhi. Dominikus bersama rekan-rekannya sepakat memilih aturan hidup Santo Agustinus dan gereja Santo Romanus di Tolouse kepada Dominikus. Di samping gereja itu, Dominikus mendirikan rumah biaranya yang pertama.
Kekhasan Ordo Dominikan ini diperkuat oleh suatu pengalaman mistik. Ketika berdoa di Basilika Santo Petrus di Roma, Dominikus mengalami penglihatan berikut: Santo Petrus dan Paulus mendatangi Dominikus. Petrus menyerahkan kepadanya sebuah kunci, dan Paulus memberinya sebuah buku. Kepadanya Petrus dan Paulus berkata, "Pergilah dan wartakanlah Injil, karena engkau telah ditentukan Allah untuk misi pelayanan itu". Kecuali itu, dalam penglihatan itu pun Dominikus menyaksikan para imamnya mewartakan Injil ke seluruh dunia.
Di Perancis Selatan sendiri, karya pewartaan itu sulit sekali dilaksanakan karena kerusuhan politik dan militer. Karena itu, Dominikus memutuskan untuk mewartakan Injil di wilayah Eropa lainnya seperti Spanyol dan Paris sambil tetap menggalakkan pewartaan di Tolouse dan Prouille. Dari wilayah-wilayah itu, Dominikus mulai melancarkan misi universal ordonya ke berbagai daerah.
Untuk mempertegas ciri khas ordonya, Dominikus mengundang imam-imamnya untuk membicarakan berbagai hal penting seperti pendidikan para imam Dominikan, kegiatan pewartaan kepemimpinan ordo dan penghayatan kaul kemiskinan. Oleh imam-imamnya, Dominikus sendiri diangkat sebagai pemimpin ordo pertama.
Ia pun diangkat sebagai pemimpin misi kepausan di Lambardia tatkala umat di wilayah itu diresahkan oleh ajaran sesat. Bersama Kardinal Egolino, Dominikus melancarkan perlawanan gencar terhadap berbagai ajaran sesat. Pekerjaan di Lombardia sangat menguras tenaganya. Dominikus meninggal dunia di Bologna pada tanggal 6 Agustus 1221 setelah menderita sakit keras.
Kesucian Dominikus sungguh luar biasa. Ia seorang pendoa yang merasakan benar makna kehadiran Allah. Tentang dirinya rekan-rekannya berkata: "Ia terus berbicara dengan Tuhan dan tentang Tuhan, siang hari ia bekerja bagi sesamanya, dan malam hari ia berkontak dengan Tuhan". Sebelum meninggal ia berpesan, "Tetaplah teguh dalam cinta kasih dan kerendahan hati, dan jangan tinggalkan kemiskinan".
Dari cerita ini perlahan-lahan mulai nampak secara jelas kisah yang sebenarnya, maka berikut yang hendak diamati dan dilihat bersama adalah bagian kedua yakni:
Timor Dan Orang Cina
Menurut catatan sejarah pulau Timor, sejak abad 4-5, orang-orang Cina sudah datang dan menetap di Timor adalah pedagang cendana yang sangat dibutuhkan untuk ritual keagamaan.
Dalam buku-buku orang Cina ditemukan nama pulau sebagai salah satu tempat singgahan dan objek perdagangan. Bahkan dalam sejarah pulau Jawa disebutkan bahwa orang-orang Jawa sering melakukan perjalanan atau pelayaran laut ke Maluku dan singgah di Timor untuk membeli cendana sekitar tahun 1365 sehingga kemudian alasan ini menjadi pertimbangan politis dan akhirnya Timor tercatat sebagai bagian dari (masuk ke dalam) wilayah Kerajaan Majapahit.
Jadi orang Cina sudah ada di Timor jauh sebelum bangsa-bangsa Eropa seperti Spanyol, Portugis dan Belanda datang pada abad 15-16. Masih penasaran dengan cerita selanjutnya? Yukkkk ikuti episode selanjutnya!!!
Oleh: Desi Marsela Ceunfin