• Hari ini: June 23, 2025

PASTOR PAROKI NAESLEU LETAKKAN BATU PERTAMA, UMAT KATOLIK DAN PROTESTAN BERGOTONG ROYONG MEMBANGUN KAPELA

23 June, 2025
1029

KOLKITA, Kefamenanu, Umat Katolik Lingkungan Santo Vincentius dan Lingkungan Yohanes Paulus II Benpasi Paroki Naesleu bersama jemaat dari Gereja Protestan di wilayah ini bergotong royong membangun sebuah Kapela untuk memenuhi kebutuhan rohani umat Katolik di wilayah Sapala. Pastor Paroki Naesleu, Rm Gabriel Alos, Pr memimpin doa bersama sekaligus meletakkan batu pertama pembangunan Kapela pada hari Sabtu (25/11/2023).

    Secara gerejani, Sapala merupakah sebuah wilayah di sebelah kali Benpasi yang termasuk dalam Lingkungan Santo Vincentius dan Lingkungan Yohanes Paulus II Paroki Santo Yohanes Pemandi Naesleu. Umat Katolik yang ada di dua lingkungan ini, dengan total 16 Kelompok Umat Basis (KUB) berinisiatif untuk membangun sebuah Kapela yang sudah lama dirindukan. Kapela yang baru dibangun ini bernama Kapela Santo Dominikus Sapala Benpasi.

    Melihat kerja sama yang baik ini, usai peletakkan batu pertama ini, Pastor Paroki Naesleu, Rm Gabriel Alos berterima kasih kepada umat Katolik dan Protestan yang terlibat aktif bersama-sama berkerja membangun Kapela ini. "Kerja gotong royong ini sebagai wujud toleransi yang baik dalam hidup bersama sekaligus menjadi kekuatan kita dalam membangun relasi yang baik di antara kita," ujar mantan Pastor Paroki Maubesi. 

    Untuk diketahui bahwa umat Katolik yang berada di wilayah sebelah kali yang merupakan bagian dari Lingkungan Santo Vincentius ini terdiri dari dua KUB yakni KUB Santo Fransiskus 13 KK dan KUB Santo Petrus 13 KK. Data ini diperoleh dari pendataan yang dilakukan oleh para mahasiswa STP St. Petrus Keuskupan Atambua yang sedang melaksanakan praktek pastoral di wilayah tersebut. 

    Yance Bana, tokoh masyarakat di wilayah ini dari Jemaat Protestan yang hadir pada kesempatan ini menuturkan bahwa, "Kegiatan ini untuk membangun rumah Tuhan. Kita yang berada di sekitar wilayah ini mempunyai kesadaran dan juga kewajiban untuk bertoleransi dengan saudara-saudara di sekitar kita. Kita tidak memilih si A agama apa dan si B agama apa, tetapi namanya hidup bersama, selain membangun rumah Tuhan kita harus bertoleransi, kita bekerja tanpa paksaan tetapi dari hati. Harapan saya, apa yang kita buat dapat terlaksana dengan baik. Kita semua memiliki kesadaran untuk berpartisipasi dalam kegiatan ini. Anak saya yang beragama Katolik kebetulan tidak ada, maka saya ada mewakili mereka, membawa bagian mereka, karena kita hidup bersama-sama di sini."  

    Sementara itu, Fransiskus Bano, sebagai Ketua Lingkungan Santo Vinsensius mengucapkan, "Terima kasih banyak untuk kebersamaan hari ini. Ini sungguh luar biasa. Kami tidak membedakan agama apa, karena kebersamaan kami hari ini sungguh luar biasa. Karena semua memiliki kerinduan akan adanya rumah Tuhan di wilayah ini, kami semua bergandengan tangan. Kami bersyukur, dalam penyelenggaraan Tuhan, pekerjaan ini semua berjalan dengan baik. Harapan kami semua, dengan kehadiran Kapela ini, kami yakin kebersamaan kami akan tumbuh dan berkembang, tidak hanya pada saat ini tetapi juga untuk generasi mendatang."

    Petrus Nong Pas, selaku Sekretaris Panitia Pembangunan Kapela ini mengatakan, " Kami dari Panitia merasa senang dan bangga karena keterlibatan dari dua lingkungan yang terdiri dari 16 KUB bisa bergandengan tangan bekerja bersama-sama hari ini. Sehingga tugas dan tanggung jawab yang sudah kita tekatkan dalam kepanitiaan ini bisa berjalan. Yang pertama adalah pembangunan fondasi, semua umat bisa terlibat bersama saudara-saudari dari Gereja Protestan bisa berjalan dengan baik. Harapan kita, ini baru pekerjaan awal, kita butuh keterlibatan umat supaya ke depan, apa yang sudah kita rencanakan dapat terlaksana."

    Berdasarkan pantauan, pekerjaan awal ini dihadiri oleh ratusan orang dari dua Lingkungan bersama saudara-saudari dari Gereja Protestan. Semuanya bergotong royong dalam suasana akrab dan bersaudara. Hadir juga para tokoh ada yakni Yosef Kefi yang melakukan doa adat sebelum pekerjaan dimulai. Tak ketinggalan, anak-anak, orang muda, orang dewasa, datang membawa peralatan kerja serta makanan dan minuman. Saat beristirahat, mereka duduk dan makan bersama selain sebagai wujud bekerja sama tetapi sekaligus sebagai saat rekreasi keluarga di atas tanah mereka sendiri.

    Hadir pada kesempatan ini, hadir pula Rm Kristo Ukat, Pr sebagai pastor rekan Paroki Naesleu, Bruder Mateus bersama para mahasiswa STP St. Petrus Keuskupan Atambua yang sedang melaksanakan praktek pastoral di tempat ini dan bersama-sama berinisiatif untuk melaksanakan ibadat Komuni pada setiap hari minggu di tempat ini. (KU)