• Hari ini: September 08, 2025

SUARA KASIH MENGGEMA DI GEREJA NAESLEU: KOOR MAHASISWA WARNAI BAHAGIA SAKRAMEN PERNIKAHAN

08 September, 2025
162

 KOLKITA-Kefamenanu, Hari ini, Kamis, 4 September 2025 di dalam Gereja Paroki St. Yohanes Pemandi Naesleu, suasana pagi berbeda dari biasanya. Denting musik berpadu dengan suara paduan koor mahasiswa tingkat II Sekolah Tinggi Pastoral (STP) St. Petrus Keuskupan Atambua, mengiringi langkah penuh hikmat pasangan Joakim Olivera Kapitan dan Florantia Maria Angela Ratrigis, menuju altar Tuhan. Joakim O. Kapitan merupakan seorang  tenaga pendidik setia di STP St. Petrus KA pada bagian Lembaga Penjamin Mutu. Sedangkan Florantia M.A. Ratrigis merupakan seorang putri yang kesehariannya berwirausaha terutama berjualan pizza, dll. 

    Lebih dari sekadar koor, nyanyian mahasiswa ini menjadi persembahan kasih yang tulus, menghadirkan sukacita yang hikmat, sekaligus doa bagi kedua mempelai.


    Perayaan Ekaristi yang dimulai tepat pukul 10.00 WITA, dipimpin oleh Rm Engelbertus Nahak, Pr, dibuka dengan perarakan meriah. Sejumlah imam berarak masuk Gereja Naesleu bersama pengantin, dan keluarga disambut alunan musik dan lagu Liturgi Gereja yang mengisi seluruh ruang gereja. Sebanyak 40 mahasiswa semester III, 25 putri dan 15 putra, membentuk paduan suara yang menggema penuh semangat.

    Koor hari ini menurut saya sangat bagus, semuanya hampir sempurna. membawa umat untuk berdoa dengan khusuk untuk kedua mempelai yang menerima Sakramen Pernikahan hari ini," ungkap Putri Sandra Vira Klau, mahasiswa tingkat III yang hadir dengan penuh antusias.


    Bagi para mahasiswa, menjadi koor sponsor bukan sekadar kewajiban, melainkan pengalaman yang membentuk rasa bangga dan syukur. Jujur saya merasa sangat puas dengan penampilan kami hari ini. Ternyata kami mampu memberikan yang terbaik untuk memuji Tuhan. Terima kasih kepada lembaga yang telah mempercayakan kami sebagai petugas koor hari ini. Rasanya bangga bisa menjadi menyanyi dengan baik pada pernikahan Pak Kim,” tutur Agustina Amfotis dengan mata berbinar." Pengakuan itu mencerminkan betapa nyanyian mereka lahir dari hati yang melayani, bukan sekadar suara yang teratur.


    Di tengah lantunan lagu, suasana dalam gereja menjadi campuran indah antara haru dan bahagia. Wajah kedua pengantin tampak berseri, sementara keluarga dan undangan larut dalam nuansa syukur. Nyanyian mahasiswa bukan hanya mengiringi liturgi, tetapi juga menghadirkan nuansa sakral yang menyentuh setiap hati yang hadir. Perayaan itu seakan menjadi bukti bahwa musik dan doa adalah bahasa universal yang mampu menjembatani hati manusia dengan Tuhan.


    Rasa syukur juga datang dari pihak keluarga. Bapak Yosef Kofi, mewakili keluarga pengantin, menyampaikan apresiasi mendalam kepada para mahasiswa. Kami sungguh berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa STP St. Petrus yang sudah bernyanyi dengan sangat indah. Nyanyian itu membuat suasana misa lebih khidmat, sekaligus menjadi berkat bagi keluarga kami. Semoga Tuhan membalas segala kebaikan dan pelayanan kalian,” ujarnya penuh semangat. Ucapan ini menjadi tanda bahwa pelayanan kecil yang dilakukan dengan hati mampu meninggalkan kesan yang besar.

    Usai Ekaristi, momen kebersamaan terus berlanjut. Pengantin baru berfoto bersama imam, keluarga, anggota koor, serta para tamu undangan. Senyum, tawa, dan rasa syukur terabadikan dalam potret sederhana namun penuh makna.

    Hari itu, nyanyian mahasiswa tingkat II STP St. Petrus tidak hanya mengiringi sebuah pernikahan, tetapi juga meninggalkan jejak kenangan bahwa pelayanan yang dilakukan dengan hati akan selalu menyentuh dan membekasKetika suara menjadi doa, dan doa menjadi persembahan, maka musik pun berubah menjadi berkat.(SDB)

Tag