
KOLKITA-Kefamenanu, Malam
itu, Rabu 3 September 2025, halaman tengah kampus Sekolah Tinggi Pastoral (STP) Santo Petrus Keuskupan
Atambua berubah menjadi lautan cahaya. Ratusan lilin menyala di tangan para
mahasiswa Semester III (Tingkat II) yang menamakan diri sebagai Laskar Pejuang III, menghadirkan suasana hening dan syahdu di tengah
hiruk pikuk situasi bangsa yang sedang kisruh akibat demonstrasi di Jakarta dan
berbagai provinsi lain.
Acara sederhana bertajuk “Kristus
Sang Terang Dunia, Terang untuk Indonesia” digelar sebagai wujud doa
dan harapan mahasiswa agar bangsa tetap dalam naungan damai. Acara ini dipandu oleh Stefania Delima Bais, mahasiswi Tingkat IIB asal Paroki Seon.
Sejak awal, para mahasiswa berkumpul per kelas—A, B, C, dan D—dengan wajah serius dan lilin yang siap dinyalakan. Satu lilin pemimpin dinyalakan lebih dahulu oleh Ketua Tingkat II, Kristoforus Besin Kali, melambangkan Kristus sebagai sumber terang. Dari lilin itu, cahaya dibagikan ke seluruh peserta, sambil membentuk formasi lingkaran sebagai simbol persatuan.
Pemandangan itu sederhana namun
sarat makna. “Satu lilin kecil memang tampak lemah, tetapi bila kita
satukan bersama, akan muncul cahaya yang indah. Demikian pula Indonesia:
walaupun beragam, bila bersatu akan bercahaya,” ungkap Consita
Richardia Ulan, saat membawakan renungan kepada para Laskar Pejuang III.
Sambil menggenggam lilin, peserta
melantunkan lagu-lagu nasional seperti Dari Sabang Sampai
Merauke dan Indonesia Tanah Air Beta. Suasana malam itu semakin
khidmat ketika doa bersama dipanjatkan secara bersama-sama: Tuhan Yesus
Kristus, Engkaulah Terang Dunia. Terangilah bangsa kami yang sedang kisruh,
agar Indonesia tetap bersatu, damai, dan sejahtera. Doa ini bukan
sekadar kata-kata, melainkan ungkapan hati generasi muda yang mencintai
bangsanya.
Puncak acara terjadi ketika ratusan
lilin diletakkan membentuk formasi: NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia).
Dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas hingga Rote, cahaya lilin itu
melambangkan doa anak-anak bangsa yang menolak menyerah pada kegelapan. Kristus
yang adalah Terang Dunia (Yoh 8:12) seakan hadir di tengah mereka, menerangi
Indonesia yang tersusun dari nyala kecil namun penuh harapan.
Sebagai penutup, para mahasiswa menyerukan dengan lantang: “Kami, Laskar Pejuang III STP St. Petrus Keuskupan Atambua, menyatakan: Kami setia kepada Kristus, Sang Terang Dunia. Kami mencintai Indonesia, tanah air kami. Kami berdoa dan berjuang agar Indonesia tetap damai, bersatu, dan sejahtera. Terang Kristus menerangi Indonesia, dan kami siap menjadi saksi terang itu. Untuk Kristus dan untuk Indonesia!” Seruan itu bergema di malam sunyi, seakan menjadi jawaban iman di tengah gejolak bangsa.
Lilin
yang terbakar adalah simbol pengorbanan. Ia rela habis terbakar demi memberi
terang. Itulah semangat yang dihidupi para Laskar Pejuang III: siap berjuang,
siap berkorban, dan siap menjadi terang bagi sesama serta bangsa.
Kristo Ukat, S.Fil., M.Th, selaku dosen PA mewakili tiga dosen PA Tingkat II lainnya, menegaskan bahwa acara ini adalah bentuk nyata keterlibatan iman dalam kehidupan berbangsa. “Kristus adalah Terang Dunia, dan terang itu tidak boleh kita simpan sendiri. Lewat doa, nyala lilin, dan cinta tanah air, mahasiswa STP ikut serta membawa terang Kristus bagi bangsa yang sedang gelisah. Inilah evangelisasi dalam wujud paling sederhana, tapi sangat bermakna,” katanya.
Acara sederhana ini mengingatkan kita bahwa perdamaian dan keamanan bukan hanya tugas para pemimpin, tetapi tanggung jawab setiap warga termasuk kaum muda. Dari kampus kecil di Kefamenanu, tapal batas Indonesia-Timor Lester, nyala lilin ini mengirim pesan: Indonesia membutuhkan terang, dan generasi muda siap menghadirkannya. (SDB)
Tag
Berita Terkait

UMAT KATOLIK MEMPERLANCAR PkM LINTAS IMAN DOSEN DAN MAHASISWA DI MASJID AL-FALAH KLETEK-BETUN

DIAWALI DENGAN LITERASI BAHASA INGGRIS, INILAH KESERUAN HARI KEDUA MPLS SMK NEGERI PAISANAUNU

Tag
Arsip
Kue Pelangi Menakjubkan Terbaik
Final Piala Dunia 2022
Berita Populer & Terbaru



Jajak Pendapat Online
