• Hari ini: October 22, 2025

KUB St. Yosef Naesleu Laksanakan Ziarah Porta Sancta ke Situs-Situs Bersejarah Keuskupan Atambua

22 October, 2025
41

KOLKITA, Kefamenanu – Kelompok Umat Basis (KUB) St. Yosef, Lingkungan St. Agustinus, Paroki St. Yohanes Pemandi Naesleu, melaksanakan ziarah rohani melewati Porta Sancta dalam rangka Tahun Yubileum 2025 pada Sabtu, (27/09/2025). Rangkaian perjalanan ini dipimpin langsung oleh RD Kristo Ukat, yang mendampingi umat sebagai gembala dan pembimbing rohani.


Ziarah diawali dengan doa bersama di Gereja St. Yohanes Pembaptis, Naesleu, sebelum rombongan bergerak menuju lima situs bersejarah Keuskupan Atambua: Gereja Paroki Roh Kudus Halilulik, Kapela Biara St. Yosef Nenuk, Katedral Santa Maria Imakulata Atambua, Gereja Paroki Santo Petrus Lahurus, serta Kapela Mgr. Gabriel Manek SVD di Lahurus. Di Halilulik, umat mengikuti Perayaan Ekaristi yang dipimpin oleh Romo Kristo. Dalam homilinya, beliau menegaskan bahwa melewati Porta Sancta adalah simbol perjalanan iman menuju Kristus, Sang Pintu Keselamatan, sekaligus undangan untuk memperbarui hidup beriman.

“Ziarah ini mengingatkan kita bahwa hidup beriman adalah sebuah perjalanan. Melintasi Porta Sancta bukan hanya langkah kaki, tetapi juga langkah hati untuk semakin dekat dengan Kristus,” ujar Romo Kristo.


Pengalaman batin yang mendalam dirasakan umat sepanjang perjalanan. Vincentius Budi Utomo mengaku awalnya ia melihat kegiatan ini hanya sebagai perjalanan fisik, namun pandangannya berubah saat berdiri di depan pintu suci. “Pintu itu bukan sekadar pintu biasa, melainkan simbol Kristus sendiri. Saat melangkah melewatinya, saya merasakan beban hidup terlepas, seolah Tuhan berbisik: Masuklah, Akulah Pintu,” ungkapnya.

Sukacita umat juga tampak nyata, sebagaimana disampaikan Goris Wa’e. “Walaupun menempuh jarak jauh dari Kefamenanu hingga Lahurus, semangat tidak pernah padam. Bahkan wajah ceria anggota KUB menjadi tanda berkat perjalanan ini,” katanya.


Ibu Any Asa, bendahara KUB, menegaskan komitmen umat untuk melengkapi seluruh sembilan titik Porta Sancta di keuskupan. “Kami sudah menapaki lima titik, masih tersisa empat. Semoga Tuhan memberi kesempatan untuk melengkapinya,” ujarnya penuh harap. Ia juga menambahkan bahwa perjalanan bersama ini semakin mempersatukan umat, membangun semangat berbagi, dan mendidik anak-anak berani tampil sebagai ahli waris Gereja.

Sementara itu, Yasinta Naimnule mengungkapkan pengalaman pribadinya. “Awalnya saya hanya melihatnya sebagai perjalanan biasa, tetapi ternyata maknanya jauh lebih dalam. Saya benar-benar merasakan persatuan, doa, dan pertobatan hidup dalam diri saya. Rahmat Yubileum ini mengajarkan saya tentang kedalaman belas kasih Allah yang tak terbatas,” tuturnya.


Selain bernuansa rohani, ziarah ini juga memperkaya pengetahuan iman umat melalui sejarah Gereja Katolik di Timor. Dari Halilulik yang menjadi pusat devosi Roh Kudus, hingga Lahurus yang menyimpan kisah lahirnya Mgr. Gabriel Manek, umat diajak menyadari jejak iman yang diwariskan para pendahulu.

Solidaritas antaranggota KUB pun semakin kuat. Semboyan mereka, “Tutup Mata, Buka Hati”, terasa nyata sepanjang perjalanan: menutup mata dari kebisingan dunia dan membuka hati pada kasih Allah yang membarui.

Ziarah Porta Sancta KUB St. Yosef menjadi bukti bahwa Gereja bukan hanya bangunan, melainkan komunitas peziarah pengharapan yang berjalan bersama menuju keselamatan. Bagi umat KUB St. Yosef Naesleu, perjalanan ini bukan akhir, melainkan awal dari ziarah yang lebih besar: ziarah hidup sehari-hari yang dipenuhi kasih, iman, dan kesaksian.