
Di tanah kering, angin berbisik lirih
Membawa jejak leluhur dalam butir debu
Di meja batu, nasi tersaji
Bukan sekadar santapan
Melainkan ikatan jiwa
Yang menjahit luka kesendirian
Tabua bukan hanya bersama
Ia denyut nadi kehidupan
Di balik tawa dan air mata
Terpautlah roh dan tubuh
Manusia dan ilahi
Dalam simpul tak terurai
Api tungku menyala hangat
Memanggil semua duduk melingkar
Tak ada yang asing
Tak ada yang sendiri
Hanya satu napas
Dari banyak dada
Di arus modernisasi yang deras
Tabua berdiri seperti batu karang
Ia menolak terhanyut
Karena di dalamnya ada janji:
Selama kita berbagi
Hidup tak akan punah
Tabua adalah doa tanpa kata
Ritus tanpa kitab
Ia mengikat tanah dan langit
Menyulam persaudaraan
Dengan benang tak kasat mata
Yang lebih kuat dari waktu
Maka, selama kita Tabua
Dunia tetap utuh
Roh leluhur tersenyum
Dan kasih Tuhan bernafas
Dalam setiap suap sederhana
Yang kita bagikan
Sebab, “Ama et fac quod vis"-Kasihilah, dan lakukanlah apa yang engkau kehendaki.”
(#Tabua dalam bahasa Atoni Pah Meto berarti bersama, berkumpul)
Tag
Berita Terkait

Tag
Arsip
Kue Pelangi Menakjubkan Terbaik
Final Piala Dunia 2022
Berita Populer & Terbaru



Jajak Pendapat Online
