TERINGAT PESAN MAMA
(Rini Messah)
Mentari sore perlahan meredup, meninggalkan langit jingga di atas lapangan kampus. Di tengah lapangan, terlihat sekelompok mahasiswa baru duduk berjejer, wajah mereka mencerminkan rasa takut dan kecemasan. Mereka sedang menjalani mabim yang dikenal dengan masa bimbingan dan motivasi.
Rara, seorang gadis pendiam dan pemalu dari desa kecil di Jawa Barat, merasa tertekan dengan suasana mabim itu. Para senior yang menjalankan mabim bersikap kasar dan tidak segan-segan memberikan hukuman kepada mahasiswa baru yang melanggar aturan. Rara merasa takut dan ingin menyerah. Tapi semuanya itu memang harus dilakukan sebagai salah satu program pemberdayaan mahasiswa di kampus.
"Kenapa sih senior harus seperti ini?" gumam Rara dalam hati. "Apa gunanya mabim?" katanya karena belum terbiasa.
Rara mulai merasa kecewa dan kecewa dengan masa mabim ini. Dia merasa bahwa mabim bukanlah untuk memberikan motivasi dan bimbingan, melainkan untuk menakut-nakuti dan merendahkan mahasiswa baru. Rara ingin menyerah dan pulang ke rumah.
Namun, Rara teringat pesan ibunya yang selalu mengajarkannya untuk tetap semangat dan tidak mudah menyerah. Rara juga teringat mimpi yang telah lama dia impikan, menjadi seorang yang berbakti kepada masyarakat dan gereja.
Rara bertekad untuk terus berjuang menjalani mabim. Dia berusaha untuk tetap semangat dan tidak menyerah pada tantangan yang dihadapinya. Rara juga mencoba untuk menjalin persahabatan dengan teman-temannya yang lain.