MENJADI
PEMILIH RASIONAL DEMI TTU SEJAHTERA
Ronny Manas
PILKADA serentak 2024 merupakan momentum penting yang pantas disambut, dimaknai dan diselenggarakan oleh seluruh lapisan masyarakat. Hal ini dilakukan sebagai wujud keterpanggilannya sebagai makhluk politis. Bahwa sebagai makhluk politik yang aktif lagi rasional, manusia mengemban tugas sebagai penentu kebaikan publik/kebaikan bersama yang terikat dalam cita – cita kebaikan diri. Aristoteles bahkan menggarisbawahi bahwa keterlibatan politiK seseorang adalah panggilan kodrati sebagai makhluk politik untuk menentukan kebaikan umum (common good) dan kebaikan bersama (eudaimonia). Oleh karena itu, terlibat secara aktif dan sadar dalam pemilihan kepala daerah menjadi hal yang patut dibanggakan tentu dengan catatan, dilakukan secara rasional. Namun yang menjadi pertanyaan, apakah keterlibatan itu politis menuntut syarat?
Menjawab pertanyaan di atas,
realita praktik politik yang terjadi selama ini menjadi rujukan yang paling
valid. Masing – masing kita bisa menjadi saksi tentang realita yang menggambarkan
dengan gamblang betapa panggilan kodrati itu kian ditelanjangi oleh aneka
syarat yang sarat kepentingan subjektif. Money Politic/Politik uang
sebagai misal. Fenomena politik uang, telah menjadi budaya bahkan kini menjelma
ke dalam pelbagai cara dan bentuk yang sangat ramah dengan masyarakat. Dan hemat
saya hal berpotensi menggugat esensi serentak mengaburkan nilai dan makna dari
suatu budaya lokal dan terutama politik itu sendiri.
Contoh budaya uang siri pinang.
Uang siri pinang dalam defenisi orang timor, merupakan bentuk ungkapan atau
tanda kasih seseorang terhadap orang lain yang keduanya memiliki kedekatan
relasi. Misalnya, seorang anak memberikan uang siri pinang kepada orangtuanya.
Hal ini merupakan bentuk ekspresi kasih sayangnya kepada mereka. Lebih luas
lagi, Yanuarius Bere Hello, S.AK dalam artikel berjudul “Kajian Kritis Pengaruh
Politik dalam Budaya Siri Pinang, Mengupas Praktik dan Implikasinya” Budaya
siri pinang bahkan diterima tidak saja sebagai jembatan pendekatan. Lebih dari
itu, sebagai simbol kesepakatan dan perdamaian. Dalam aneka kasus pun acara –
acara baik suka maupun duka, siri pinang merupakan sarana perekat komunikasi
yang baik. Ringkasan makna siri pinang di atas menyangsikan jamuan siri pinang dari
para kandidat politik kepada masyarakat menjelang PILKADA.
Langkah konkrit menelisik pelbagai fenomena yang berpotensi menjauhkan politik dari esensinya adalah membangun kembali kesadaran tentang idealisme politik dan keterpanggilan kodrati manusia sebagai makhluk politik. Bahwasannya, sejarah panjang idealisme politik niscaya bereferensi pada pemkanaan manusia sebagai makhkluk politik (zoon politicon) yakni manusia hadir sebagai subjek penentu arah dan gerak zaman. Sebagaimana yang ditegaskan oleh Aristoteles bahwa aktualisasi ke-diri-an seorang manusia hanya mungkin terjadi di dalam ruang polis (kota), dimana di dalamnya manusia yang satu berinteraksi secara sejajar dengan manusia lain yang disebut sesamanya. Baginya, ruang polis/kota merupakan ruang faktual interaktif tempat manusia dapat saling bertukar peran antarsatu sama lain. Bahwa mereka yang bermukim di dalamnya adalah subjek – subjek beradab yang dihasilkan melalui penggunaan rasio.
Oleh karena itu, berpolitik merupakan langkah dasar
bagi manusia untuk membedakan diri dari makhluk tak berakal lainnya. Oleh
karena itu, kegiatan politik sejatinya menjadi panggung afirmatif bagai rasio
sebagai instrumen urgen yang dapat menuntun seseorang untuk membedakan yang
benar dan salah. Lebih dari itu, manusia mampu menganalisis diri dan lingkungan
tempat tinggalnya. Dengan demikian, politik wajib dijalankan secara rasional.
Mengapa? Karena melalui politik yang rasional, manusia dapat mengaktualisasikan
diri lewat ketersalingan interaksi antarsesama sebagai wujud realisasi kecenderungan
alamiahnya untuk hidup bersama, dan senantiasa bertindak di dalam keterikatan
relasi tersebut untuk mencapai kebaikan dan kesejahteraan bersama – sama. Tambah
lagi, melalui politik rasional, menjauhkan manusia dari kepentingan subjektif
dan aneka kepentingan egosentris lainnya.
TTU
Sejahtera di Tangan yang Tepat
TTU dalam sejarah panjang negara
Indonesia, menjadi sebuah daerah yang tidak bisa dipandang sebelah mata
(dianggap remeh). TTU memiliki kekayaan lokal dari pelbagai aspek yang luar
biasa. Dari aspek budaya, banyaknya jumlah budaya dan kekayaan alam yang begitu
unik dan menarik menjadi sebuah harta tak ternilai yang patut dipeliharan dan dibesarkan
demi kesejahateraan seluruh masyarakt TTU. Oleh karena itu, menjelang PILKADA
setiap warga TTU sejatinya memiliki misi yang sama yakni menciptakan
kesejahtaraan bersama. Caranya, setiap warga masyarakat TTU, wajib memastikan
pilihan politisnya dilandaskan pada alasan rasional yang dilengkapi data treck
record kandidat yang benar dan valid lagi objektif. Karenanya, terdapat
beberapa catata penting yang perlu digarisbawahi bersama menjelang pesta
politis 27 November mendatang.
Pertama; pendekatan kekeluargaan dalam berpolitik yang bersinggungan tepat dengan nasib kebaikan bersama merupan ranjau yang harus dihindari dan diputuskan. Kedua; politik yang memilik pendekatan material (politik uang) berpotensi menjadikan nasib masyarakat yang disebut dengan terminology kesejahteraan bersama ibarat komoditi bisinis yang memiliki harga. Oleh karena itu, selalu terkungkung di dalam realita transaksional pasar. Ketiga; TTU akan tumbuh besar di tangan pemimpin yang tepat yang memiliki semangat keberpihakan pada kepentingan bersama. Denganya, niscaya, pemerintahan yang dijalani selalu memiliki tatanan dan system yang transparan, adil dan holistik. Dengan demikian, TTU akan menjadi salah satu kabupaten yang rakyatnya sungguh mengecap SARI pelayanan pemimpinnya dalam cita - cita sejahtera bersama.