
KATEKIS DAN PEMANFAATAN MEDIA DIGITAL
Yanuarius Berek-IID
Pendahuluan
Perkembangan teknologi digital telah membawa dampak besar dalam hampir seluruh aspek kehidupan manusia. Media digital kini menjadi bagian integral dari keseharian masyarakat, termasuk dalam dunia pendidikan dan kehidupan beragama. Dalam konteks ini, Gereja sebagai komunitas umat beriman tidak dapat menutup mata terhadap realitas digital yang sedang berlangsung. Media digital bukan hanya sekadar alat bantu, melainkan juga sebuah peluang strategis dalam pewartaan iman, terutama bagi para katekis.
Kata “katekis” berasal dari bahasa Yunani katechein yang berarti “menggemakan” atau “menyuarakan ke luar”. Katekis adalah seorang awam yang diutus oleh Gereja untuk mewartakan Sabda Allah, membimbing umat agar semakin mengenal, mencintai, dan mengikuti Yesus Kristus. Dalam dokumen Catechesi Tradendae (1979), disebutkan bahwa katekis adalah umat awam yang telah mendapatkan pembinaan khusus dan hidup sesuai dengan semangat Injil. Redemptoris Missio (1990) bahkan menyebut katekis sebagai “pelayanan, saksi, penginjil, dan tulang punggung komunitas Kristiani”, terutama dalam konteks Gereja-Gereja yang masih muda.
Seiring kemajuan teknologi, katekis kini dihadapkan pada tantangan sekaligus peluang baru, yakni pemanfaatan media digital. Artikel ini akan membahas peran strategis katekis dalam memanfaatkan media digital untuk pewartaan, berbagai manfaat yang dapat diperoleh, serta tantangan yang mungkin dihadapi.
Peran dan Tugas Katekis di Era Digital
Tugas utama seorang katekis adalah mewartakan Sabda Allah, memperkenalkan Kristus kepada umat, dan membantu umat bertumbuh dalam iman. Dalam era digital, tugas ini dapat dilaksanakan secara lebih efektif melalui pemanfaatan media digital. Katekis dapat menjangkau lebih banyak umat dengan lebih cepat dan efisien, tanpa dibatasi oleh ruang dan waktu.
Beberapa bentuk pemanfaatan media digital oleh katekis antara lain: Pertama, membuat konten pewartaan seperti video refleksi, renungan harian, kutipan Injil yang menarik, atau animasi ajaran iman yang sederhana namun bermakna. Kedua, menggunakan media sosial, seperti Facebook, Instagram, TikTok, dan YouTube untuk menjangkau generasi muda yang akrab dengan teknologi. Ketiga, penyimpanan dan distribusi materi seperti katekis dapat menyimpan modul ajar, artikel iman, atau panduan katekese dalam format digital dan membagikannya dengan mudah. Keempat, interaksi digital melalui grup WhatsApp atau platform digital lainnya, katekis bisa berdialog dengan umat, menjawab pertanyaan, atau memberikan motivasi iman.
Dengan demikian, media digital tidak menggantikan pewartaan langsung secara lisan, melainkan melengkapinya agar pewartaan dapat lebih luas dan kontekstual.
Manfaat Media Digital bagi KatekisPemanfaatan media digital memberikan berbagai manfaat penting bagi tugas katekis, antara lain: Pertama, aksesibilitas yang luas: umat yang tinggal di daerah terpencil sekalipun dapat mengakses bahan katekese jika tersedia secara daring. Kedua, efisiensi waktu dan tenaga: konten yang dibuat dapat digunakan berulang kali dan menjangkau banyak orang dalam waktu yang bersamaan. Ketiga, kreativitas dalam pewartaan: katekis dapat menggunakan gambar, video, animasi, atau audio untuk menyampaikan pesan Injil secara menarik. Keempat, meningkatkan keterlibatan umat: media digital mendorong umat untuk aktif berdiskusi, memberi tanggapan, dan berbagi pengalaman iman secara daring.
Tantangan Pemanfaatan Media Digital
Meski bermanfaat, media digital juga memiliki tantangan yang harus dihadapi oleh para katekis. Keterbatasan infrastruktur: di beberapa wilayah, jaringan internet tidak stabil atau belum tersedia secara merata. Kurangnya literasi digital: tidak semua katekis memiliki keterampilan teknis dalam mengoperasikan media digital secara efektif. Kualitas konten: membuat konten yang menarik, informatif, dan benar secara doktrinal memerlukan pengetahuan dan kreativitas yang terus diasah. Etika digital: katekis perlu membimbing umat agar bijak dalam menggunakan media digital dan tidak terjerumus dalam penyalahgunaan informasi.
Karenanya, selain memiliki pemahaman iman yang kuat, katekis juga dituntut untuk terus belajar dan beradaptasi dengan teknologi agar pewartaan yang dilakukan tetap relevan dengan perkembangan zaman.
Contoh Praktik Nyata
Contoh nyata pemanfaatan media digital dalam katekese. Seorang katekis membuat video singkat berisi renungan Injil Mingguan dan mengunggahnya ke YouTube. Membuat infografis ajaran iman Katolik dan membagikannya melalui Instagram. Mengadakan sesi katekese online via Zoom atau Google Meet untuk umat yang tidak bisa hadir secara fisik di gereja. Menulis blog atau artikel refleksi yang bisa dibaca oleh umat di berbagai tempat. Dengan cara-cara ini, pewartaan menjadi lebih kontekstual dan menjangkau umat lintas generasi dan lokasi.
KesimpulanMedia digital adalah sarana baru yang sangat potensial untuk mendukung tugas pewartaan para katekis. Dalam dunia yang semakin terdigitalisasi, katekis harus mampu melihat media digital bukan sebagai ancaman, tetapi sebagai kesempatan untuk menjangkau lebih banyak orang dan menyuarakan Sabda Allah dengan cara yang lebih kreatif dan efektif.
Namun demikian, katekis juga ditantang untuk terus mengembangkan diri, menguasai teknologi dengan bijak, dan menyampaikan iman dengan kesetiaan pada ajaran Gereja. Dalam semangat pewartaan yang kontekstual dan relevan, media digital menjadi jembatan yang menghubungkan iman Kristiani dengan kehidupan nyata umat zaman sekarang.
Tag
Berita Terkait

Tag
Arsip
Kue Pelangi Menakjubkan Terbaik
Final Piala Dunia 2022
Berita Populer & Terbaru


Jajak Pendapat Online
