• Hari ini: November 19, 2025

DIBENTUK, DIKUATKAN, DITEGUHKAN

19 November, 2025
78

DIBENTUK, DIKUATKAN, DITEGUHKAN

(HMB XXXIII: Maleakhi 4:1–2a; 2 Tesalonika 3:7–12; Lukas 21:5–19)

    Kita semua tahu bahwa hidup tidak selalu berjalan mulus. Ada masa-masa ketika hidup terasa seperti sedang “dibakar”: ada konflik, sakit hati, kegagalan, atau pengalaman pahit yang memaksa kita berubah. Ada juga saat-saat ketika kerja terasa berat, tanggung jawab menumpuk dan kita ingin menyerah. Dan tidak jarang, kita menghadapi situasi yang mengguncang iman: tekanan keluarga, masalah ekonomi atau pengkhianatan dari orang dekat.

Menariknya, tiga bacaan hari ini masuk langsung ke realitas hidup seperti itu. Dan setiap bacaan memberi kita satu langkah dalam proses pendewasaan iman.

Ketika Hidup Terasa Seperti Api-Kitab Maleakhi

    Kenyataannya, ada momen ketika kita merasa “dibakar” oleh hidup: rencana gagal, hubungan retak, atau dosa-dosa lama yang harus kita lepaskan. Maleakhi menggambarkan Tuhan seperti api yang membakar dan seperti matahari yang menyembuhkan. Api Tuhan bukan untuk menghancurkan, tetapi untuk membersihkan. Seperti dokter yang harus membersihkan luka sebelum menutupnya, Tuhan membiarkan kita melalui masa-masa sulit agar hal-hal yang tidak sehat bisa dibuang.

    Dan setelah masa pembakaran itu, Maleakhi mengatakan Tuhan menjadi Matahari Kebenaran, Ia menyembuhkan, meneguhkan, dan memberikan harapan yang baru. Apa yang dibakar, bukan hilang sia-sia, tetapi diganti dengan pertumbuhan baru.

Ketika Kerja Seharian Melelahkan-Surat Paulus

    Sehari-hari kita menghadapi tanggung jawab: bekerja, mengurus rumah, mengurus keluarga, belajar, melayani orang lain. Kadang kita lelah, kadang kita merasa sendirian. Surat Paulus masuk persis pada kenyataan ini. Ia menegur jemaat yang tidak mau bekerja dan hanya bergantung pada orang lain. Bagi Paulus, iman tidak boleh dijadikan alasan untuk lari dari kewajibanIman justru harus terlihat dalam: kerja yang tekun, hidup yang tertib, dan sikap yang tidak membebani sesama. Hati yang sudah disentuh Tuhan tidak hanya terasa di dalam, tetapi terlihat dalam cara kita bekerja dan bertanggung jawab.

Ketika Dunia Mengguncang Iman-Injil Lukas

    Ada pula momen dalam hidup ketika bukan hanya kerja yang berat, tetapi keadaan benar-benar mengguncang iman: masalah besar, kesedihan mendalam, atau situasi yang membuat kita hampir hilang arah. Yesus tidak menutupi kenyataan itu. Ia berkata bahwa akan ada kesulitan, penyesatan, dan bahkan pengkhianatan dari orang-orang terdekat. 

    Namun Yesus juga memberikan janji yang luar biasa, “Aku sendiri akan memberikan kepadamu kata-kata hikmat.” Artinya, dalam masa paling sulit pun, kita tidak berjalan sendiriTuhan tidak hanya memperhatikan dari jauh, Ia berjalan bersama kita, memberi kekuatan, memberi keberanian, dan menuntun kita agar tetap teguh.

Tiga Langkah Pembentukan

    Mari kita satukan ketiganya. Tuhan memurnikan kita melalui pengalaman pahit, seperti api yang membersihkanTuhan membentuk kebiasaan kita melalui kerja yang bertanggung jawab. Tuhan meneguhkan kita ketika hidup mengguncang iman kita.

    Tuhan tidak membentuk kita dengan cara yang instan. Ia memakai proses, kadang panas, kadang melelahkan, kadang mengguncang. Tetapi semuanya membuat kita lebih kuat, lebih dewasa, dan lebih serupa dengan Kristus.

    Kiranya kita semakin setia dibentuk oleh Tuhan, bekerja dengan benar, dan tekun dalam setiap keadaan. Iman bertumbuh bukan di jalan yang mulus, tetapi di jalan yang ditempa, dikerjakan, dan diperjuangkan bersama Tuhan. Dibentuk dalam api, dikuatkan dalam kerja dan diteguhkan dalam ketekunan. Amin. (KU)